Senin, 02 September 2013

Cinta Sepihak

Cinta Sepihak



“Sedih nih. Gue suka dia, tapi nyatanya dia ngga suka gue!”

“Cinta gue kayak lagu Dewa 19 nih. Bertepuk sebelah tangan”

“Mungkin ngga sih dia suka sama gue? Gue suka banget sama dia padahal…”

“Ih seriusan gue tuh suka sama dia. Tahunya dia suka sama yang lain!”


Yaaa itu sekilas celoteh anak muda zaman sekarang. Cinta sepihak. Pernah mengalami?

Tidak dapat dipungkiri bahwa saling memiliki adalah hal yang diharapkan dari setiap jatuh cinta. Saling memberi perhatian, saling menjaga, pun saling menaruh perasaan yang sama. Tapi kenyataannya, tidak setiap jatuh cinta yang kita alami berujung saling memiliki. Betul toh?

Cinta tak terbalas memang tidak mengenakan. Kita sebut sebagai patah hati, kan? Iya. Patah hati membuat segala-galanya terlihat tidak menarik, menjenuhkan, seakan menganggap semesta tidak adil. Menganggap bahwa diri tidak beruntung dalam kehidupan percintaan. Ada baiknya memang untuk tidak membuat ekspektasi terlalu tinggi saat jatuh cinta. Berharap boleh, tidak ada yang melarang, namun jangan dibiarkan melambung tinggi. Tujuannya? Agar tidak kecewa berlebihan saat harapan tidak terealisasikan. Agar tidak sakit saat harapan sirna termakan kenyataan. Agar tidak terkejut saat fakta bertolak-belakang dengan harapan yang dibuat.

Tidak ada pihak yang dapat disalahkan pada peristiwa cinta sepihak. Tapi… mungkin kita bisa intropeksi diri terlebih dahulu, mengaca pada diri sendiri, sudah layakkah untuk dicintai? Sudah benar-benar menuntaskan kisah lalukah untuk menyambut kisah baru? Sudah benar-benar membenahi hati-kah yang  dulu penuh luka karena trauma?

A: “Padahal gue suka dia. Pinter, baik, perhatian, pemain bola, bisa basket, bisa main drum, bisa nyanyi. Semua kriteria gue ada di dia deh!”

B: “Iya semua kriteria lo ada di dia. Masalahnya kriteria yang dia cari ada di lo ngga?”

-hening yang panjang-

Mungkin kita merasa semua kriteria yang kita inginkan ada pada sosoknya, sosok dimana hati kita berlabuh. Tapi jangan lupa satu hal, apakah diri kita ini menjawab semua kriteria si-dia dalam hal cinta? Nah!

Ya itu cinta. Sesederhana apapun akan tetap terlihat rumit.
Jangan terpuruk karena kisah cinta sepihak-mu. Tuhan sedang mengatur pertemuan kamu dengan si-dia yang baik (yang terbaik) untuk menemani hari-harimu hingga kulit mengendur karena keriput. Sesuatu yang baik tidak mudah didapat, kan? Tidak dengan gampang diperoleh, kan? Tidak dengan begitu saja Tuhan berikan toh? Anggap kepahitan cinta sebagai makanan pembuka. Berselang kemudian, Tuhan menyajikan makanan penutup berupa akhir yang manis dari pencarian panjang kamu. 
Bersabarlah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar