Cinta Sepihak
“Sedih nih. Gue suka dia, tapi nyatanya dia
ngga suka gue!”
“Cinta gue kayak lagu Dewa 19 nih. Bertepuk
sebelah tangan”
“Mungkin ngga sih dia suka sama gue? Gue
suka banget sama dia padahal…”
“Ih seriusan gue tuh suka sama dia. Tahunya
dia suka sama yang lain!”
Yaaa itu sekilas celoteh anak
muda zaman sekarang. Cinta sepihak. Pernah mengalami?
Tidak dapat dipungkiri bahwa
saling memiliki adalah hal yang diharapkan dari setiap jatuh cinta. Saling
memberi perhatian, saling menjaga, pun saling menaruh perasaan yang sama. Tapi
kenyataannya, tidak setiap jatuh cinta yang kita alami berujung saling
memiliki. Betul toh?
Cinta tak terbalas memang tidak
mengenakan. Kita sebut sebagai patah hati, kan? Iya. Patah hati membuat segala-galanya
terlihat tidak menarik, menjenuhkan, seakan menganggap semesta tidak adil.
Menganggap bahwa diri tidak beruntung dalam kehidupan percintaan. Ada baiknya
memang untuk tidak membuat ekspektasi terlalu tinggi saat jatuh cinta. Berharap
boleh, tidak ada yang melarang, namun jangan dibiarkan melambung tinggi.
Tujuannya? Agar tidak kecewa berlebihan saat harapan tidak terealisasikan. Agar
tidak sakit saat harapan sirna termakan kenyataan. Agar tidak terkejut saat
fakta bertolak-belakang dengan harapan yang dibuat.
Tidak ada pihak yang dapat
disalahkan pada peristiwa cinta sepihak. Tapi… mungkin kita bisa intropeksi
diri terlebih dahulu, mengaca pada diri sendiri, sudah layakkah untuk dicintai?
Sudah benar-benar menuntaskan kisah lalukah untuk menyambut kisah baru? Sudah
benar-benar membenahi hati-kah yang dulu
penuh luka karena trauma?
A: “Padahal gue suka dia. Pinter, baik,
perhatian, pemain bola, bisa basket, bisa main drum, bisa nyanyi. Semua
kriteria gue ada di dia deh!”
B: “Iya semua kriteria lo ada di dia.
Masalahnya kriteria yang dia cari ada di lo ngga?”
-hening yang panjang-
Mungkin kita merasa semua
kriteria yang kita inginkan ada pada sosoknya, sosok dimana hati kita berlabuh.
Tapi jangan lupa satu hal, apakah diri kita ini menjawab semua kriteria si-dia
dalam hal cinta? Nah!
Ya itu cinta. Sesederhana apapun
akan tetap terlihat rumit.
Jangan terpuruk karena kisah cinta
sepihak-mu. Tuhan sedang mengatur pertemuan kamu dengan si-dia yang baik
(yang terbaik) untuk menemani hari-harimu hingga kulit mengendur karena
keriput. Sesuatu yang baik tidak mudah didapat, kan? Tidak dengan
gampang diperoleh, kan? Tidak dengan begitu saja Tuhan berikan toh?
Anggap kepahitan cinta sebagai makanan pembuka. Berselang kemudian,
Tuhan menyajikan makanan penutup berupa akhir yang manis dari pencarian
panjang kamu.
Bersabarlah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar